zulfikar
Kamis, 29 Oktober 2015
Rabu, 21 Oktober 2015
8 Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia
8 0rang IQ Tertinggi di Dunia |
1.Marilyn Vos Savant (IQ 190)
1.Marilyn Vos Savant (IQ 190) |
2. Sir Issac Newton (IQ 190)
Sir Issac Newton (IQ 190) |
3. Garry Kasparov (IQ 190)
Garry Kasparov (IQ 190) |
4. Leornardo da Vinci (IQ 190)
Leornardo da Vinci (IQ 190) |
5. Christopher Michael Langan (IQ 195)
Christopher Michael Langan (IQ 195) |
6. William James Sidis (IQ 195)
William James Sidis (IQ 195) |
Merupakan seorang anak ajaib Amerika yang lahir pada tahun 1898 di New York. Ia mempunyai IQ 195 serta dapat membaca koran pada saat berumur 18 bulan. Saat usianya menginjak delapan tahun, ia sanggup berkata delapan bahasa. Ia menjadi mahasiswa Harvard saat usianya baru 11 serta lulus cum laude pada usia 16. Saat menginjak usia dewasa, ia sanggup berkata dalam 40 bahasa serta mahir di matematika rumit. Sayangnya ia meninggal sebab pendarahan otak pada saat usianya baru 46 tahun.
6. Kim Ung-Yong (IQ 210)
Kim Ung-Yong (IQ 210) |
Seorang insinyur sipil Korea serta mantan anak ajaib, Kim Ung-Yong, terdaftar sebagai pemegang IQ paling atas di Guinness Book of World Records sampai 1990. Kim yang lahir pada tahun 1963 mendapatkan skor IQ 210 pada tes yang diberbagi untuk anak usia tujuh tahun saat ia berumur empat tahun. Ia mulai berkata pada umur enam bulan serta bisa berkata berbagai bahasa semacam Jepang, Korea, Inggris, Jerman sebelum umurnya tiga tahun.
Pada usia empat tahun, ia telah hafal lebih dari 2000 kata dalam bahasa Inggris serta Jerman. Pada usia tersebut ia juga telah sanggup menulis puisi dalam bahasa Korea serta Cina. Ia mulai menunjukkan kejeniusannya pada usia 14 tahun dengan memecahkan kompleks diferensial serta kalkulus integral di televisi Jepang.
7. Christoper Hirata (IQ 225)
Christoper Hirata (IQ 225) |
Umur 12 ia mengambil kursus fisika dan kalkulus multi-variabel untuk mahasiswa. Ia mulai bekerja di NASA pada usia 16 tahun dan ikut dan mengeksplorasi proyek-proyek penjelajahan di Mars. Ia meraih gelar PhD di bidang Fisika dari Universitas Pricenton saat umurnya baru menginjak 22 tahun. Sekarang ia membimbing astrofisika di Caltech.
8. Terence Tao (IQ 220-230)
Terence Tao (IQ 220-230) |
Tao yang lahir tahun 1975 ini telah mengerti aritmatika dasar pada usia dua tahun. IQ-nya diperkirakan antara 220 sampai 230. Ia meraih gelar sarjana serta master saat tetap berumur 16 tahun. Tao telah mengantongi beberapa pernghargaan semacam Salem Prize (2000), Clay Research Award (2013), serta lainnya. Tao merupakan seorang pakar matematika yang mengkhususkan diri dalam analisis harmonik, aditif kombinatorik, persamaan diferensial parsial, teori matrix acak, serta teori Ramsey Ergodic. Sekarang ia membimbing di Universitas California serta dijuluki Mr. Fix-it oleh para peneliti.
berikut adalah cuplikan video :
Senin, 28 September 2015
Pada sekitar abad ke-7 hingga ke-11, terjadi beberapa seri perang yang
melibatkan Muslim Arab dengan kerajaan Romawi Timur atau yang disebut
juga dengan kerajaan Byzantine. Peperangan besar ini terjadi ketika
ekspedisi Muslim yang ada di bawah pimpinan Rashidun dan kekhalifahan
Umayyad baru saja dimulai pada awal abad ke-7, dan dilanjutkan oleh
penerusnya hingga pertengahan abad ke-11. Salah satu perang ini
merupakan perang besar yang dikenal dengan nama perang Mu’tah. Sejarah
perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi
sendiri dimulai pada tahun 8 Hijriah (sekitar tahun 629 Masehi) di sebuah desa di Mu’tah, bagian timur dari sungai Jordan dan Karak.
Linimasa Perang Mu’tah
Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi tidak akan dimulai tanpa sebelumnya ada sesuatu yang lebih besar, yaitu perselisihan antara pihak Byzantine dengan Muslim. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Arab dari Arab Peninsula pada tahun 630-an yang menyebabkan hilangnya sebagian besar area jajahan Byzantine di bagian selatan yaitu Syria dan Mesir yang berhasil direbut umat Muslim. Dalam rentang waktu 50 tahun, pasukan Muslim yang ada di bawah kekhalifan Umayyad yang agresif tak henti meluncurkan serangan berulang ke area Asia Minor yang saat itu menjadi daerah kekuasaan kerajaan Byzantine. Selain serangan, dua kali ancaman untuk penundukkan Konstantinopel juga dilayangkan.
Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan Romawi tidak akan dimulai tanpa sebelumnya ada sesuatu yang lebih besar, yaitu perselisihan antara pihak Byzantine dengan Muslim. Hal ini disebabkan oleh ledakan penduduk Arab dari Arab Peninsula pada tahun 630-an yang menyebabkan hilangnya sebagian besar area jajahan Byzantine di bagian selatan yaitu Syria dan Mesir yang berhasil direbut umat Muslim. Dalam rentang waktu 50 tahun, pasukan Muslim yang ada di bawah kekhalifan Umayyad yang agresif tak henti meluncurkan serangan berulang ke area Asia Minor yang saat itu menjadi daerah kekuasaan kerajaan Byzantine. Selain serangan, dua kali ancaman untuk penundukkan Konstantinopel juga dilayangkan.
Latar belakang perang Mu’tah sendiri terjadi ketika perjanjian
Hudaybiyyah mengatur gencatan senjata antara kaum Quraish dan tentara
yang mengatur kekuatan di Mekah. Badhan, pemerintah Sassani dari Yemen
sudah mulai masuk Islam, begitu juga kaum-kaum yang ada di Arab Selatan,
meningkatkan kekuatan militer di Madinah. Karena hal ini, Muhammad
menjadi sedikit lebih bebas dan bisa fokus terhadap suku Arab yang ada
di utara, yaitu Bilad al-Sham. Salah satu sejarawan Islam menyatakan
bahwa pergerakan militer ke utara adalah karena perlakuan yang buruk
pihak utara kepada utusan yang dikirim Muhammad, dimana utusan tersebut
dibunuh. Yang menyebabkan kerajaan Byzantine ikut campur adalah karena
kaum Bani Sulaym dan Dhat al Taih merupakan kaum yang ada dalam
perlindungan Byzantine.
Sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan
Romawi dimulai ketika pada awal tahun 8 Hijriah (sekitar tahun 629
Masehi), Muhammad menggerakkan pasukannya menuju area Jumada al-Awwal
untuk ekspedisi singkat dengan tujuan menyerang dan menghukum kaum yang
membunuh utusannya. Pemimpin pasukan ini ialah Zayd ibnu Haritha, dengan
Jafar ibnu Abi Talib dan Abdullah ibnu Rawahah tepat di bawahnya.
Pemimpin Ghassanid dipercaya telah mengetahui tentang serangan yang
direncanakan oleh Muhammad ini, sehingga ia mulai menyiapkan pasukannya
dan meminta bantuan dari Byzantine. Ada dua versi tentang siapa yang
memimpin pasukan besar dari Romawi ini, dimana salah satu versi
mengatakan bahwa pemimpinnya adalah Heraclius langsung, dan versi lain
adalah adik dari Heraclius, yaitu Theodorus.
Ketika pasukan Muslim tiba di area timur Jordan dan mengetahui ukuran
tentara yang dibawa oleh pasukan Byzantine, mereka menjadi takut.
Mayoritas dari mereka ingin menunggu sebentar dan menunggu bantuan dari
Madinah datang, tapi kemudian Abdullah ibnu Rawahah mengingatkan mereka
tentang keinginan jihad, dan mempertanyakan apakah baik jika mereka
menunggu sedangkan apa yang mereka inginkan ada di depan mereka.
Mendengar pernyataan dari Abdullah tersebut, hati para pasukan tergerak,
dan segala keraguan yang menghantui mereka beberapa saat lalu mendadak
hilang sehingga mereka berani untuk terus maju ke medan perang melawan
pasukan yang jumlahnya hampir 67 kali jumlah mereka sendiri.
Pertikaian pertama antara pihak Muslim dan Byzantine yang membuka
sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim melawan 200.000 pasukan
Romawi – terjadi di kamp mereka sendiri, di desa Musharif dimana mereka
kemudian mundur ke Mu’tah. Baru di Mu’tah lah perang besar terjadi.
Beberapa sumber Muslim mengatakan bahwa perang yang terjadi ini
mengambil tempat di antara dua lembah dengan tinggi yang berbeda, dimana
hal itu menetralkan superioritas jumlah yang dimiliki tentara
Byzantine. Dalam perang ini, ketiga pemimpin pasukan Muslim tumbang satu
persatu dimulai dari Zayd ibnu Haritha yang disusul oleh Jafar ibn Abi
Talib dan Abdullah ibnu Rawahah setelahnya. Al-Bukhari melaporkan bahwa
di bagian depan tubuh Jafar terdapat 50 luka tusuk. Melihat semangat
tentara Muslim yang mulai menciut, Thabit ibnu Al-Arqam mengambil alih
komando dan menyelamatkan pasukannya dari kehancuran total. Setelah
perang selesai, para pasukan meminta Thabit menjadi pemimpin mereka yang
ia tolak, dimana ia kemudian meminta Khalid ibnu al-Walid untuk
memimpin.
Ketika perang, Khalid dilaporkan menggunakan 9 pedang yang seluruhnya
rusak karena peperangan lanjutan yang terjadi sangatlah intens. Pada
akhirnya, Khalid melihat bahwa situasi mereka sangat terdesak dan mulai
bersiap untuk mundur. Ia terus mengonfrontasi Byzantine dalam pertikaian
kecil, tapi menghindari pertikaian besar. Suatu malam, Khalid mengganti
posisi pasukannya dan membawa rearguard yang telah dipasangkan bendera
baru. Hal ini untuk membuat impresi bahwa ada pasukan tambahan yang
dikirim dari Madinah. Khalid juga memerintahkan kepada para kavaleri
untuk mundur ke belakang bukit pada malam hari agar gerakan mereka tidak
diketahui oleh pihak Byzantine, dan kembali pada siang hari sambil
menaikkan jumlah debu yang bisa mereka kumpulkan sebanyak mungkin. Hal
ini menjadi bagian penutup sejarah perang Mu’tah – 3.000 pasukan Muslim
melawan 200.000 pasukan Romawi – dimana pihak Byzantine percaya akan
adanya pasukan yang menolong dari Madinah, dan memutuskan untuk mundur.
Juan Mata Peringatkan Manchester United Soal Puncak klasemen
Juan Mata menyambut antusias keberhasilan Manchester United kembali ke
puncak klasemen untuk kali pertama setelah 110 minggu melewatkannya.
Kemenangan 3-0 atas Sunderland, dan kekalahan Manchester City di
kandang Tottenham Hotspur menjadi penentu sukses United menguasai
kembali klasemen.
"Sejak hari pertama, saya selalu berharap bisa melihat tim ini di
posisi sekarang ini, posisi di mana klub selalu identik di masa lalu,"
kata Juan Mata, Senin (28/9).
"Posisi saat ini merupakan konsekuensi dari kerja keras, tapi saat
ini masih September, posisi ini tak akan ada artinya apabila kami tidak
terus bekerja keras, dan kami tahu itu."
"Kami memiliki ambisi, tapi kami menyadari jalannya masih sangat panjang dan berat untuk dilalui," tandasnya.
Rabu, 16 September 2015
Louis van Gaal mengungkapkan penderitaan Luke Shaw setelah mengalami patah kaki di pertandingan melawan PSV Eindhoven, Selasa (15/9) malam waktu setempat.
Penggawa Manchester United harus ditandu keluar pada babak pertama usai mendapat tekel keras dari Hector Moreno dan dijadwalkan menjalani operasi setelah tiba di Inggris.
Van Gaal mengaku sedih melihat kondisi pemain yang berposisi sebagai full-back, terutama mengingat ia tampil ciamik bersama The Red Devils di awal musim ini.
“Ia mengalami patah di dua bagian kaki. Ia ada di rumah sakit dan akan diterbangkan besok dengan kami atau mungkin lusa,” ujar Van Gaal kepada reporter. “Ia akan dioperasi di Manchester mungkin. Ini menyedihkan.
“Remaja yang datang di usia 18 di Manchester dan mengalami kesulitan, lalu di musim kedua ia fantastis dan kemudian hal ini terjadi.
“Ia ada di ruang ganti dengan masker oksigen…ia menangis.”
Van Gaal enggan mencari kambing hitam atas cedera yang menimpa pemainnya, meski ia merasa Moreno pantas diganjar kartu merah.
“Anda bisa menghakimi untuk diri sendiri. Ketika saya mengatakan itu penalti dan kartu merah, maka saya pecundang.
“Semua diambil dengan cara yang salah. Itu berada di area 16 meter, itu tekel buruk dengan dua kaki.”
Penggawa Manchester United harus ditandu keluar pada babak pertama usai mendapat tekel keras dari Hector Moreno dan dijadwalkan menjalani operasi setelah tiba di Inggris.
Van Gaal mengaku sedih melihat kondisi pemain yang berposisi sebagai full-back, terutama mengingat ia tampil ciamik bersama The Red Devils di awal musim ini.
“Ia mengalami patah di dua bagian kaki. Ia ada di rumah sakit dan akan diterbangkan besok dengan kami atau mungkin lusa,” ujar Van Gaal kepada reporter. “Ia akan dioperasi di Manchester mungkin. Ini menyedihkan.
“Remaja yang datang di usia 18 di Manchester dan mengalami kesulitan, lalu di musim kedua ia fantastis dan kemudian hal ini terjadi.
“Ia ada di ruang ganti dengan masker oksigen…ia menangis.”
Van Gaal enggan mencari kambing hitam atas cedera yang menimpa pemainnya, meski ia merasa Moreno pantas diganjar kartu merah.
“Anda bisa menghakimi untuk diri sendiri. Ketika saya mengatakan itu penalti dan kartu merah, maka saya pecundang.
“Semua diambil dengan cara yang salah. Itu berada di area 16 meter, itu tekel buruk dengan dua kaki.”
Langganan:
Postingan (Atom)